Almira, Rindu Yang Tak Pernah Sampai
"Happy Graduation ya Lex" Notif pesan di HP Alex.
"Wah, iya Mir, Terima kasih.."
"Kapan sidang? udah keluar jadwalnya, kan?" Lanjut Alex.
"Masih bulan depan Lex, do'a in lancar, ya" Balas Almira.
"Siap, insya Allah do'a baik selalu menyertaimu, semoga" Jawab Alex mendo'akan.
Setiap harinya rindu membelenggu. Menyiksa batin dalam sendu. Sebuah momen yang selalu ditunggu. Meski sekedar bertegur sapa hanya lewat tulisan. Rindu ini sedikit mulai teruraikan. Dia yang hilang tak berkabar. Membuat hati selalu gusar. Mungkin kalau tidak karena dinginnya air laut, rindu ini akan sangat terbakar.
Sudah hampir 2 bulan berganti, Alex tak pernah mendapat kabar yang selalu dinanti. Hingga akhirnya, manusia yang dirindu, sudah tiba menyapa lagi. Mungkin, kemarin sedang berkutat dengan skripsi. Tugas akhir setiap yang melanjutkan kuliah strata satu pada umumnya. Supaya gelar sarjana bisa ditambahkan dibelakang nama. Perasaan senang menyelimuti dirinya. Rindu yang terbelenggu sudah lepas tak bersisa.
Almira, rindu ini sudah padam, setelah sempat membara.
***
Mentari pagi menyapa hangat. Menemui insan beri semangat. Menjalani hari lebih giat. Supaya asa terwujud suatu saat. Karena segala sesuatu tergantung niat. Alex kini sudah bersiap. Menjalani aktivitas baru setelah wisuda. Dirinya menerima tawaran dari seniornya di kampus kala mengikuti pelatihan photography. Seperti kehilangan arah, Alex yang sejatinya bukan lulusan ilmu komunikasi ataupun jurnalistik, kini dirinya mendapatkan rezeki dibidang tersebut.
“Temen gw lagi nyari reporter tuh di kantornya, lu mau nyoba gak?” Tawar seorang pemuda bernama Rangga.
“Gw bukan sarjana Ilkom bang, memang bisa?” Balas Alex
“Kantor Redaksi biasanya nerima semua jurusan Lex” Rangga meyakinkan adik tingkatnya di kampus kala itu.
“Dia tertarik sama hasil photo-photo lu di Instagram, tulisan lu juga dia tertarik”
“Jangan bilang lu yang ngasih tau semua Bang?” Tanya Alex heran.
“Iya hehehe..” Jawab Rangga tertawa kecil.
Selama menjadi mahasiswa akhir, Alex menyibukkan dirinya dengan berbagai pelatihan untuk menambah skilnya yang mungkin bisa berguna baginya untuk mencari pekerjaan. Pelatihan photography menjadi yang paling dirinya minati. Menurutnya, tidak hanya dari tulisan kita bisa mengungkapkan isi hati, tapi hasil jepretan photo yang dihasilkan oleh kamera kita juga bisa menambah penghayatan dalam memaknai perasaan.
“Saya harap kamu bisa betah bekerjasama dengan kami disini ya” Ujar seorang HRD sebuah kantor redaksi.
“Siap Pak, terima kasih sudah menerima saya untuk bergabung disini.” Balas Alex dengan senyuman.
***
Langit malam menyapa dalam diam. Sebatas memperhatikan tanpa bergumam. Menemani para insan sejenak melepas penat. Dikala matahari sedang beristirahat. Pesonanya elok nan rupawan. Dengan kehadiran bintang dan rembulan. Memberikan suasana penuh ketenangan. Alex merekamnya jelas pada lensa kamera. Mengabadikan keindahan karya sang Pencipta.
"Bagus juga ini jepretan lu." Puji Rafli.
"Kagak sia-sia lu ikut seminar pelatihan photography tiap bulan ya" Tambahnya.
"Masa iya kagak ada hasilnya gw ikut begituan, udah gila kali" Balas Alex bangga.
"Mau kemana lu abis wisuda nanti?" Tambahnya bertanya.
"Gw pengen nikah kayaknya"
"Lah udah ada cewek lu sekarang?"
"Belom lama sih gw jadiannya, tapi gw inget nasehat lu, kalau pacaran jangan kelamaan"
"Cakep, memang harusnya begitu"
"Langsung sikat Fli, jangan lupa undang gw ya" Ujar Alex bahagia.
Malam semakin larut. Namun keindahannya tak pernah surut. Di sudut kota menikmati indahnya malam. Memperhatikan kemesraan bintang bersama rembulan. Yang dipertemukan disaat mentari tenggelam. Tuhan menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Mereka yang terpisah pada saatnya akan dipersatukan. Mungkin sekarang belum dipertemukan. Namun pada akhirnya mereka akan mendapat giliran. Cinta yang abadi pasti diridhoi Tuhan.
Banyak Teman-temannya kini sudah dipertemukan oleh pasangan. Membangun bahtera yang siap mengarungi lautan kehidupan. Bersama-sama menuju pulau impian. Yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Bagi mereka yang mengikuti aturan. Dalam hidup, Tuhan punya yang namanya Ketetapan. Salah satu diantaranya, adalah jodoh yang sudah disiapkan. Tuhan hanya memberikan hamba-Nya kebebasan, bagaimana cara menjemput dia, nama yang dituliskan. Mau menjemputnya lewat aturan. Atau melanggar peraturan. Menurut Tuhan dalam kitab-Nya yang telah difirmankan. Lelaki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Jika ingin mendapatkan yg baik, jemputlah dia dengan cara yang terbaik.
***
Malam dihampiri hujan.
Tiba-tiba saja, tanpa pertanda diberikan.
Hujan deras begitu lebat membasahi bumi. Rinai air menciptakan sebuah elegi. Keelokan senja kini tak dapat dijumpai. Padahal sudah ditunggu kedatangannya hari ini. Sendu suasana kini menyelimuti. Perasaan yang hinggap tak pernah terekspektasi. Karena sejatinya apa yang terjadi dikemudian hari. Masih menjadi bagian paling misteri.
"Berarti, persiapan sidang sudah selesai semua, ya, Mir?" Tanya Alex penasaran, setelah sekian lama Almira tak memberi kabar.
Terakhir, kabar yang diketahui Alex, Almira sedang dalam tahap penulisan tugas akhir. Namun, seiring berjalannya waktu, Alex yang sudah menyelesaikan semua persiapan wisuda, belum juga mendapat kabar dari manusia favoritnya itu. Bahkan, persidangan hasil tulisannya tersebut tak kunjung terdengar ke telinga Alex.
"Mungkin, mau finishing PowerPoint dulu"
"Huft, Capek juga, ya, nyelesain skripsi kalau dikejar deadline" Lanjut Almira mengeluh.
"Ya, memang wajar nggak sih, kalau masa-masa skripsi kayak begitu, terasa sangat melelahkan tapi menyenangkan" Tutur Alex.
"Eh, iya, Lex, aku lupa ngabarin"
"Aku udah jadian sama dia, Lex, crush ku" Lanjut Almira senang.
"Baru sekitar 2 bulan yang lalu" Jelasnya.
Selasa, 5 November 2024
Halte Ancol
Sedihnya jadi Alex🙃
BalasHapus