Senja dan Almira
"Lex, besok sore temenin aku ke Senja Coffee yuk" Terdengar suara seorang wanita dari telepon genggam milik pria bernama lengkap Ismail Zulkarnain alias Alex.
"Boleh boleh, jam berapa?" Jawab pria itu antusias.
"Sekitar jam setengah 5 deh"
"Oke siap"
"Ehh iya Lex, bisa jemput aku? Soalnya motor aku masih di bengkel kemarin turun mesin" Pinta Almira masih via gawai.
"Langsung share loc aja rumah kamu, nanti aku jemput" Balas Alex sigap.
Seperti mendapatkan durian milik tetangga yang runtuh di depan halaman rumahnya, Alex begitu senang mendapatkan kabar itu. Pasalnya, ini adalah kali kedua mereka bertemu setelah pertemuan pertama di tempat yang sama waktu itu. Bahkan kali ini, Almira minta dijemput olehnya. Biasanya mereka mengobrol hanya via chat dan telepon. Sama sekali tidak ada di dalam benaknya untuk mengajak Almira jalan. Alex tipikal orang yang pemalu kalau soal wanita, apalagi wanita yang dia sukai. Seumur hidupnya, ini adalah kali kedua dirinya jalan berdua dengan seorang wanita. Bahkan dengan wanita yang sama, seumur hidupnya sama sekali belum pernah selain itu. Paling paling jalan bertiga atau berempat bareng dengan teman pria lainnya, tidak pernah berdua saja sama lawan jenis. Apalagi untuk mengajak jalan atau ketemuan berdua, rasanya hal yang sulit dilakukan oleh seorang pria yang selalu salting ketika bertemu wanita.
***
Rembulan binar memeluk bentala. Menemani bintang bersua dengan mega. Rintihan angin berbisik lirih tanpa suara. Menciptakan panorama dalam bentuk adiwarna. Lagu yang diputar memeras sebuah rasa. Rasa yang diciptakan oleh hati yang disebut cinta. Sebuah akibat yang terjadi jika hati berasmara. Menemukan keindahan dari paras sebuah karya milik sang Pencipta.
Namanya Almira. Nama itu yang selalu disebutnya dalam do'a. Tidak pernah terlewat olehnya disetiap masa. Bahkan disaat ia menikmati sebuah lagu yang membara. Hingga dirinya tidak sadar seseorang pria telah hadir menemaninya.
"Lex, bengong aja lu dari tadi gw perhatiin. Baek-baek ke sambet lu" Ujar pria berkacamata yang baru saja tiba.
"Buset kapan dateng nya lu? " Ujar Alex kaget.
"Lu dari tadi bengong melulu, makanya gw dateng kagak sadar" Jawab kesal pria yang diketahui bernama Rafli.
"Hahaha sorry sorry, lagi enak ini dengerin lagu cinta sambil menikmati keindahan malam"
"Iya deh anak senja"
Rafli adalah teman dekat Alex. Mereka berdua sering bertemu setiap minggunya. Hanya sekedar bertukar kabar saja. Bahkan tidak jarang, mereka saling bercerita tentang wanita yang sedang mereka pantau masing-masing. Berbeda dengan Alex, Rafli adalah seorang pria dengan banyak teman wanita nya. Dirinya yang berparas khas Sunda, ditambah juga dirinya yang pintar dalam segi akademis, sangat menjadi kemudahan bagi dirinya untuk mendapatkan gebetan atau hanya sekedar hubungan tanpa status. Mengingat Alex yang begitu introvert dengan wanita, sehingga untuk bercerita tentang wanita saja sangat jarang. Tapi kali ini dia sangat antusias. Merasa bahagia teman dekatnya ini ternyata sedang jatuh cinta.
"Ngomong-ngomong gimana kelanjutan cewek yang lu ceritain ke gw itu kemarin? Udah confest?" Lanjut Rafli memberondong pertanyaan.
"Udah gila kali gw confest, sejak kapan gw begitu?" Jawab Alex terheran.
"Ya kali aja karena dia, lu jadi berani confest"
"Gw udah terbiasa mencintai dalam diam. Bisa bertemu dengan dia aja, gw udah bahagia."
Meskipun introvert soal wanita, sebenarnya Alex adalah seorang dengan kepribadian yang teguh. Dirinya punya prinsip untuk tidak akan pernah confest sebelum siap untuk serius. Kata pacaran tidak pernah ada didalam kamus seorang Alex. Dirinya terobsesi oleh kedua orangtuanya yang tidak perlu pacaran untuk membangun sebuah rumah tangga yang harmonis.
Seperti pada kisah cinta Sayyidina Ali dan Siti Fatimah. Keduanya memendam perasaan cinta satu sama lain untuk tidak confest sebelum waktunya. Hingga mereka disatukan dalam sebuah ikatan pernikahan, cinta mereka selalu abadi dan terus membara disaat semuanya sudah halal di mata agama. Apapun yang dilakukan berdua akan dihitung sebagai pahala. Begitulah semestinya cinta diperlakukan. Tidak perlu diperagakan dalam bentuk pacaran, tapi langsung diikat dengan tali pernikahan.
***
"Udah di depan rumah kamu nih. Rumah kamu yang pagar hitam kan?" Tanya Alex kepada Almira via telpon.
"Iya bener, tunggu sebentar aku kedepan" Jawab Almira jelas.
Motor Honda GT-R 150 kesayangan sudah sangat kinclong. Harusnya masih minggu depan Alex mencucinya, tapi karena akan dibawa untuk menemani dirinya menikmati keindahan momen langka ini, sehingga jadwal mencuci bertambah menjadi dua kali dalam seminggu. Ya, ini adalah pertama kalinya Alex akan membawa wanita bersama motor kesayangannya selain ibu dan adiknya. Jantung terus berdegup kencang sedari tadi. Bahkan hingga saat ini ketika menunggu Almira keluar rumah untuk menghampiri nya, detak jantung nya masih belum beraturan. Layaknya sebuah ketukan nada yang kali ini terdengar tidak sesuai irama. Begitu cepat dan tidak tertahankan.
"Ayo berangkat" Ujar Almira begitu menghampiri Alex.
Dengan tampilan sederhana gamis berwarna hitam. Serta dibalut kerudung pasmina hitam yang dililit sederhana. Dibalik balutan hitam tersebut, tampak wajah manis serupa gulali yang biasa di jajakan dengan gerobak. Kulitnya yang begitu putih bagai susu murni nasional rasa original. Sepasang mata yang begitu sejuk tatkala kedua mata lain bertemu sapa. Alex terdiam sejenak. Seolah dirinya terhipnotis seketika. Bahkan dirinya tidak sadar tatkala Almira sudah berada di jok belakang motor nya.
"Ayo Lex, jadi gak?" Tegur Almira sembari menepuk pundaknya.
Seperti seorang yang baru sadar dari hipnotis, Alex terkaget sehingga dirinya salah tingkah dan gugup.
"Ehh... iii... yaaaa Mir, jadi kok jadi. Sorry tadi gw gak fokus" Sahut Alex gugup.
Motor segera di gas nya tanpa rem, karena kalau di rem sudah pasti tidak akan jalan. Canggung dan bingung, begitulah suasana yang terjadi sehingga perjalanan pun senyap tanpa obrolan. Hanya suara mesin kendaraan lain disekitar yang saling sahut. Bahkan angin pun ikut meramaikan dengan bisikan lirihnya.
Sesampainya di Senja Coffee, mereka memesan beberapa minuman dan cemilan untuk teman menikmati senja. Seperti namanya, kafe ini memang memiliki rooftop yang sangat memanjakan penikmat senja. Sangat cocok menikmati keindahan ini berdua dengan seorang yang dicinta.
"Senja di sini memang tidak pernah mengecewakan" Ujar Alex kepada Almira.
"Senja selalu punya cerita bagi setiap penikmatnya" Lanjut Almira.
Obrolan dingin itu kini mencair. Menjadi hangat sehangat dekapan senja kepada langit. Menikmati romantisme cinta dalam waktu singkat. Kini jingga di usir oleh malam. Tiba saatnya semua menjadi kelam. Mungkin sulit untuk menerima kenyataan. Mencoba ikhlas atas kepergian.
"Oh iya btw, aku lagi deket sama cowok Lex, dia tipe aku banget" Tanya Almira tiba-tiba kepada Alex.
"Baru 3 hari kemarin aku jalan bareng. kalau menurut kamu, kira-kira dia punya perasaan yang sama gak ya?" Lanjut Almira.
Jakarta, 2 Juli 2024
MRT Bundaran HI
Kereennn
BalasHapus