5 Waktu Dalam Sehari
"Gw kagak ngerti lagi sama orang-orang jaman sekarang, gampang banget ninggalin sholat" ujar pemuda bernama asli Ismail Zulkarnain kepada dua orang temannya.
"Padahal rukun Islam yang kedua itu sholat, entahlah apa yang ada dipikiran mereka hingga semudah itu meninggalkan kewajibannya" sahut pemuda lainnya.
"sudahlah teman, kita tidak bisa mengajak orang yang memang sulit dinasehati. Hatinya itu sudah keras" ujar pria satu lagi menengahi.
Diskusi sederhana Alex dan kedua temannya. Dengan kopi susu hangat sachet, serta beberapa sate-satean khas angkringan melengkapi obrolan tipis malam ini.
..........
Buana berdekap cahaya rembulan. Romantisme malam berhias awan. Angin lirih berhembus merasuk tajam menusuk tubuh. Malam yang syahdu meski tanpa iringan musik yang merdu. Alex yang sudah sedari tadi terduduk, menunggu kedua temannya datang ke angkringan. "Angkringan Pak Lek" menjadi langganan mereka bertiga tatkala sudah menginjak hari keempat dalam sepekan. Bukan kewajiban, tapi hanya sekedar berdiskusi kecil-kecilan ketika kejadian seminggu telah berlalu.
"Assalamu'alaikum" ucap Fajar menyapa yang diikuti oleh Rafli.
"Wa'alaikumussalam, kurang lama dateng nya lu berdua" balas Alex dengan nada sedikit kesal meski hanya bercanda.
Fajar dan Rafli adalah kedua teman dekat Alex. Yang kebetulan teman satu prodi. Kedekatan mereka bertiga bermula ketika saat masih menjadi mahasiswa baru yang kebetulan selalu satu kelompok tatkala tugas dari dosen diberikan. Meski tempat tinggal mereka berjauhan, namun selalu ada hari untuk mereka mengadakan pertemuan. Hanya sekedar menikmati kehangatan kopi dan gurihnya sate-satean Angkringan. Makanan ringan khas Angkringan Jogja dengan balutan manis kecap yang punya cita rasa tersendiri.
"Menurut lu, Rasulullah Saw ketika Isra' Mi'raj kira-kira dalam kondisi sebagai manusia atau udah di convert?" tanya Fajar tiba-tiba.
"Convert gimana maksud lu?" Alex bingung.
"Jadi, Rasulullah itu ketika naik ke Sidratul Muntaha apakah masih berwujud manusia seutuhnya?” tutur Fajar menjelaskan.
“Ya jadi manusia lah, lu ada-ada aja pertanyaannya Jar” sela Rafli tiba-tiba nimbrung.
“Coba gini deh, tubuh manusia kan tergabung dalam sel-sel, yang mana mereka terikat satu sama lain, masa iya dengan kecepatan penuh seperti cahaya tubuh beliau tidak tercerai berai?” jelas Fajar detail.
Alex dan Rafli terdiam sejenak, mencerna apa yang dikatakan Fajar.
“Lah iya juga, masuk akal” balas Alex kemudian diiringi anggukkan kepala.
“Kalo kata buku yang pernah gw baca, Rasulullah ketika perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, itu kan beliau mampir dulu sholat sunnah di Masjidil Aqsha. Nah katanya, disitulah beliau di convert jadi cahaya sama Malaikat Jibril sebelum akhirnya naik ke langit ketujuh dari Masjidil Aqsha tersebut” Rafli menjelaskan.
“Ketika sudah sampai di langit, beliau bertemu dengan beberapa nabi disetiap tingkatan langit, tapi gw lupa Nabinya siapa aja hehehehe” tambahnya.
“Kalo yang itu gw tau. Kata guru ngaji gw dulu, di langit pertama Rasulullah SAW bertemu Nabi Adam AS, terus di tingkat kedua beliau bertemu Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Sementara dilangit ketiga beliau bertemu dengan Nabi Yusuf AS” terang Alex dengan penuh percaya diri.
“Nah dilangit keempat beliau bertemu Nabi Idris AS, dan dilangit kelima bertemu Nabi Harun AS, serta dilangit keenam bertemu dengan Nabi juga yaitu Nabi Musa AS. Di langit terakhir sebelum bertemu langsung dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim AS” tambahnya lagi.
"Betul, ada kisah menarik ketika beliau bertemu dengan Nabi Musa AS di langit keenam" sahut Fajar.
"Ketika sampai di langit keenam, Nabi Musa AS terlihat menangis bertemu Rasulullah SAW" lanjutnya.
"Beliau menangis karena dirinya merasa gagal karena umatnya tidak sebanyak Rasulullah SAW" jelas Fajar.
"Dan juga Nabi Musa AS memberikan saran kepada Rasulullah SAW agar bernegosiasi dengan Allah SWT supaya perintah sholat tidak jadi 50 waktu dalam sehari selepas Rasulullah SAW bertemu dengan Allah SWT dan mendapatkan perintah itu untuk disampaikan kepada umatnya di bumi" lanjut nya kembali.
Seperti di dalam beberapa riwayat mengatakan, bahwa Rasulullah sampai bolak-balik ke Sidratul Muntaha hanya untuk sekedar menegosiasi perintah sholat itu. Agar umatnya tidak keberatan dalam menjalankannya. Ketika dipertemuan pertama dengan Allah SWT, beliau diperintahkan untuk mendirikan sholat 50 waktu bersama dengan umatnya. Namun saat dirinya pulang melewati langit keenam, Nabi Musa bertanya perihal perintah dari Allah SWT. Tatkala diketahuinya perintah tersebut, beliau memberikan saran agar bernegosiasi kembali untuk diringankan perintah itu. Karena menurutnya, umat Nabi Muhammad SAW dianggapnya tidak sekuat umatnya yang memang diciptakan dengan tubuh yang luar biasa besar dan tinggi. Hingga pada akhirnya, Rasulullah SAW berhasil menegosiasikan nya menjadi 5 waktu saja dalam sehari. Sungguh perjuangan yang sangat besar dilakukan Rasulullah SAW untuk umatnya ketika peristiwa besar malam Isra' Mi'raj itu.
Meskipun sudah diringankan, namun masih saja umat Nabi Muhammad SAW ini sulit mengerjakan. Hanya sekedar meluangkan waktu tidak sampai satu jam dalam sehari, rasa-rasanya merugikan. Umur terus berkurang setiap harinya, namun sama sekali perasaan takut ada di dalam hatinya. Urusan dunia selalu menjadi yang paling pertama dikala urusan akhirat biar nanti saja. Padahal kita mati hanya membawa amal. Jika yang buruk lebih berat timbangan nya daripada yang baik, lantas pantaskah surga untuk kita?. Jangan berharap indahnya cahaya rembulan ditengah siang hari bolong. Sangat mustahil untuk terjadi.
Alex dan kedua temannya yang membahas peristiwa Isra' Mi'raj itu menjadi seperti muhasabah diri. Dirinya merasa heran dengan fenomena-fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat sekitar. Banyak dari mereka sangat mudah sekali meninggalkan sholat 5 waktu. Layaknya seseorang membuang sampah sembarang tidak pada tempatnya. Sederhana namun tercela.
..........
Angin semakin dingin seiring malam yang terus larut dalam waktu. Jajaran bintang pun sudah mulai menunjukkan eksistensinya masing-masing. Menemani rembulan menghiasi malam. Sungguh indah mahakarya sang pencipta. Tidak ada yang layak disembah selain diri-Nya. Allah SWT menciptakan manusia dan jin hanya untuk beribadah menyembah-Nya. Dengan keagungan-Nya, masih ragukah kita bersujud kepada Allah SWT?. Tidak lama, hanya 5 waktu saja dalam sehari.
"Semoga kita tidak termasuk mereka yang meninggalkan sholat hanya untuk kepentingan duniawi saja" Fajar berharap.
"Amin Allahumma Amin" balas Alex dan Rafli bersamaan.
Komentar
Posting Komentar